✨ “KERANA KAMUY YANG MANIS, AKU TAK PERLUKAN GULA UNTUK KOPIKU”
— Tentang Kehadiran Yang Menyembuhkan Jiwa
ADA orang hadir dalam hidup kita seperti secawan kopi di pagi yang dingin — sederhana, tapi menghangatkan seluruh jiwa. Mereka tidak membawa kemewahan, tidak menjanjikan pelangi, namun cukup dengan keikhlasan dan kehadiran mereka, dunia yang kusam tiba-tiba terasa manis.
Kata orang, hidup ini tak selalu indah. Ada hari di mana matahari enggan bersinar, dan ada waktu di mana hati terasa terlalu berat untuk dibawa. Tapi kemudian datang seseorang — dengan senyuman kecil, dengan kata “tak apa, aku ada,” — dan segalanya menjadi lebih mudah. Seolah-olah beban yang tak tertanggung tadi cair di bawah sinar lembut keprihatinan mereka.
Kerana itulah, ungkapan “kerana kamu yang manis, aku tak perlukan gula untuk kopiku” bukan sekadar ayat puitis. Ia adalah simbol tentang bagaimana kasih dan kehadiran seseorang boleh menukar getir menjadi manis, luka menjadi tenaga, dan kesunyian menjadi makna.
🌷 Dalam dunia yang sering melukai, kehadiran yang ikhlas adalah penawar.
Kadang-kadang kita terlalu sibuk mencari makna bahagia dalam benda besar — kejayaan, cinta yang sempurna, atau penghargaan orang lain — sedangkan hakikatnya, bahagia sering bersembunyi dalam hal-hal kecil yang tulus: perhatian tanpa syarat, pelukan tanpa banyak tanya, atau mata yang memandang dengan penuh faham.
Ada orang yang kehadirannya seperti musim bunga — mereka tidak kekal lama, tapi cukup untuk menyembuhkan musim dingin dalam hati kita. Ada pula yang hadir diam-diam, tapi meninggalkan bekas yang tidak pernah hilang.
🌿 Dan semoga, dalam setiap hidup yang kita sentuh, kita juga mampu menjadi yang manis itu.
Bukan dengan kata-kata indah, tapi dengan hati yang tahu memahami.
Bukan dengan janji yang megah, tapi dengan tindakan yang menenangkan.
Bukan untuk disanjung, tapi untuk memberi sinar kepada mereka yang hampir padam.
Kerana dunia ini sudah cukup bising dengan keluh kesah dan kepalsuan. Maka, jadilah seseorang yang apabila hadir — orang lain merasa tenang. Yang apabila senyum, dunia seakan berhenti sejenak untuk belajar erti bahagia.
Dan bila sampai satu masa nanti kita sendiri lelah, semoga ada pula insan yang melihat kita dengan cara yang sama — sebagai sesuatu yang manis, yang membuatkan mereka tak perlukan lagi gula untuk kopinya. ☕💛





